Cairan pendingin pegang peran sangat penting dalam proses menjaga suhu kerja mesin.Kalau coolant di dalam radiator kurang, maka bisa mengakibatkan mesin overheat atau panas berlebihan.Pada Kendaraan bermotor cairan pendingin radiator diganti setiap 40.000 km dan tabung cadangan air radiator dicek setiap minggu.Segera isi hingga batas maksimal kalau kosong. Pegang peran kunci dalam sistem pendingin, salah satu contoh jenis radiator coolant yang biasa di pake yaitu :
1. Air Biasa
Cairan radiator paling umum adalah air biasa, bisa air keran atau air mineral.Air biasa memiliki titik didih yang rendah (100 derajat celcius) sehingga memiliki kadar penguapan tinggi. Air biasa atau air yg bermineral ketika panas akan menimbulkan Kerak dan biasanya mempunyai corin yg lebih besar hal ini dapat di lihat dari kerak kunibg yg menempel pada dinding radiator. Air biasa akan kewalahan menjaga suhu mesin ketika panas lingkungan sangat tinggi dan ini sangat memungkinkan di iklim tropis seperti indonesia.Walau menggunakan air yang dijual dalam kemasan sekalipun, tetap mengandung mineral.
Kandungan mineral di dalam air biasa bisa menimbulkan karat dan kerak dalam jangka waktu panjang.Dalam kasus ringan, permukaan pipa logam yang terkena karat akan tergerus akan menyumbat pipa atau tube radiator. Dalam kasus lain, karat juga akan menggerus permukaan pipa atau tube dan membuatnya bocor.Semua kasus akan berakhir dengan meningkatnya suhu mesin secara drastis alias overheat. berikut dokumentasi radiator daihatsu 26D yang banyak keraknya dari air biasa:
2. Radiator Coolant
Radiator coolant diformulasi khusus untuk menyerap panas dan mencegah korosi atau karat pada material logam. Adapun kandungan utama dari cairan pendingin, yakni air tanpa mineral, zat anti-beku propylene glycol, dan pencegah karat. Kandungan propylene glycol membuat cairan radiator punya titik didih lebih tinggi, sekaligus titik beku lebih rendah ketimbang air biasa. Jenis ini lebih tangguh dipakai di wilayah tropis seperti Indonesia. Tingginya titik didih membuat coolant terhindar dari penguapan kala bersentuhan dengan temperatur tinggi mesin. Pendingin jenis ini memiliki titik didih sekitar 10 derajat celcius lebih tinggi dari air biasa.
Perkiraan Harga saat ini dipasaran sdh mencapai 75rb per 5 liter blm ongkir ke unit atau sentralnya, dgn harga tsb bisa dihitung kasar seberapa besar biaya yg kita butuhkan untuk melakukan penambahan coolant pada engine kita yg begitu banyak.
3. Air Limbah AC (Air Conditioner)
Pada Kesempatan Lain, Kami mencoba mitos atau Fakta bahwa air hasil Buangan AC dapat di gunakan sebagai pendingin mesin, dgn mengumpulkan beberapa literatur dan bacaan serta testimoni lainnya dari Om yg baik hati g pelit akan ilmunya serta serba tau (Om Google), Pada dasarnya Air limbah yang di hasilkan oleh AC adalah hasil dari kondensasi di evaporator jadi itu adalah air yang kadar H2O nya murni atau mineral nya rendah bahkan bisa jadi g ada kandungan mineralnya, air yang kandungan mineralnya tinggi bila di didihkan pada titik didihnya maka akan menciptakan kerak. Mulailah kami mencoba manfaatkan limbah air buangan AC yg kami pakai sendiri.
AC 3/4 pada suhu operasi rata2 20degC selama 20jam dapat menghasilkan sebanyak 22 liter.
Kami lakukan percobaan pada kendaraan sendiri yaitu Nissan Juke 2012, pertama2 yg kami lakukan adalah penggantian radiator baru, terlihat jelas bahwa radiator lama penuh dgn bercak kuning yg enggilani banget, teringat kembali pelajaran dari bpk suroso di diklat mawang bahwa kerak2 tersebut dapat mengurangi proses pendinginan air karena menempel pada cubing2 radiator.
Sebelum penggantian dilakukan, rata2 suhu normal ketika engine berjalan sebesar 38-40 degC.
Dan setelah menggunakan air AC tersebut, kami record suhu engine Juke turun sedikit menjadi 35-37 sekalipun Delta T nya tidak signifikan turun namun ada perubahannya, dan yg kebih mengejutkan lagi, setelah 2 minggu penggunaanya tidak tampak kerak kuning2 seperti biasanya.
Diatas Hanyalah tawaran alternatif yg bisa di coba untuk mensiasati sedikit penekanan komponen biaya Har namun bergantung dari pilihan para pengambil Keputusan.
Kami adalah salah satu pelaku yg pusing akan coolant engine ketika masih bertugas di PLTD Raha, berbagai cara telah dilakukan sampai dgn membuat saringan berkualitas air yg dapat di minum, namun hal itu ternyata tetap saja tidak dapat membuang Mineral yg terkandung dalam air hasil penyaringan tsb.
Ketika itu keseharian air radiator yg kami gunakan adalah air dari PDAM setempat.
Berikut beberapa dokumentasi yg tersimpan rapi di kami tentang betapa pentingnya pemilihan air radiator serta beberapa dokumentasi percobaan yg dilakukan beserta gambar usulan dalam proses penampungan Air AC sampai ke radiator Engine..
Semoga Bermanfaat dan harus di kaji ulang untuk pelaksanaannya🙏